HUBUNGAN ANTARA VENTILASI DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI DESA CABEAN KUNTI, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

Mail Sri Sayekti Heni Sunaryanti(1*)
Mail Sri Iswahyuni(2)
Mail Herbasuki Herbasuki(3)


(1) , Indonesia
(2) , Indonesia
(3) , Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar belakang: Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2011 di New York jumlah penderita ISPA adalah 48.325 anak dan diperkirakan di negara sedang berkembang berkisar 30-70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 26-30% dari kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Kematian akibat penyakit ISPA pada balita mencapai 12,4 juta pada golongan umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di negara berkembang (Kemenkes, 2011).
Di Indonesia pada tahun 2013 prevalensi ISPA secara umum mencapai 25,0%, hasil Riset Kesehatan Dasar juga menjelaskan bahwa di Indonesia ISPA merupakan penyakit dengan angka kesakitan paling banyak berada pada kelompok umur balita yaitu sebesar 25,8% pada tahun 2013 dan propinsi Jawa Tengah prevalensi penyakit ISPA secara umum mencapai 26,6% sedangkan prevalensi ISPA pada balita di propinsi Jawa Tengah sebesar 31,5% (Balitbankes RI, 2013).
Kondisi sanitasi perumahan yang kurang memenuhi persyaratan tehnis dan hygiene perumahan sehat dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya pada penyakit tuberkolosis dan penyakit saluran pernafasan.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara ventilasi dan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA didesa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi sebanyak 162 orang dan sampel diambil dengan purposive sampling sebanyak 100 balita. Data kejadian ISPA diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan pada ventilasi dan kepadatan hunian pada rumah yang dihuni oleh balita. Analisa data dengan menggunakan analisis chi- Square.
Hasil: Data balita umur terbanyak yang menderita penyakit ISPA dengan batuk > 7 hari sebesar 58 anak (58%), batuk < 7 hari sebesar (42) 42%, keadaan ventilasi yang memenuhi syarat sebesar (72%), tidak memenuhi syarat (28%), kepadatan hunian memenuhi standart (54%), tidak memenuhi standart(46%), hasil analisa dengan Chi-Square dengan hasil X2hitung= 2,879 dengan nilai p = 0,069 >.0,05 berarti tidak ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian penyakit ISPA dan kurang signifikan, dengan nilai X2hitung = 0,896 dengan nilai p = 0,529 > 0,05, tidak ada hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA pada balita, dan kurang bermakna kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi kejadian penyakit ISPA
Simpulan: Tidak ada hubungan antara ventilasi dan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA dan hasil nya kurang signifikan pada balita di Desa Cabean Kunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

References


Andarmoyo, S (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan, Jakarta: Graha Ilmu

Anonim.2008. Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Diakses : 30 Desember 2018.http://putraprabu.wordpress.com/2018/30/12/klasifikasi-ispa-pada -balita/

Aswar A., 1999. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Mutiara

Balitbangkes RI.2013.Riskesdas Dalam Angka Provinsi Jawa Tengah 2013(vol 7 Cahya Tri Purnami, Aplikasi SPSS Versi 15, untuk pengelolaan data, 2003.

Danusantoso,H. 2012. Ilmu Penyakit Paru. Edisi 2, Jakarta : EGC

Dep.Kes.RI. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan RI No829/Menkes/SK/VII/1999, Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, Jakarta.

Depkes. RI.,2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, Kepmenkes.Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003, Jakarta

Departemen Kesehatan RI., 2002, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita, Jakarta

Departemen Kesehatan RI., 2000, Bimbingan Ketrampilan dalam Tatalaks penderita ISPA pada anak, Dirjen PPM & PLP, Depkes. RI., Jakarta.

Dinkes Kabupaten Boyolali, Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali, 2015.

Dirjen PPM & PLP, 2000, Pedoman Pelaksanaan Klinik sanitasi, Departemen Kesehatan RI., Jakarta.

Hartoto,S, 2006. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi terjadinya Penyakit ISPA di Grobogan, Universitas Sahid Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Imam Ghozali,M,Com,Akt,2002, Statistik Non-Parametrik Teori Aplikasi dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Ida Bagoes Mantra, Ph.D, 2000, Langkah-langkah enelitian Survei Usula Penelitian Laporan Penelitian, Yogyakarta: Badan Peneliti Fakultas Geografi (BPFG)- UGM.

Notoatmojo, S. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu




DOI: https://doi.org/10.36419/avicenna.v2i2.302







Avicenna : Journal of Health is published by Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.

Jl. Ring Road No.Km 03, Mojosongo, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57127 | email : info@stikesmus.ac.id | web : www.stikesmus.ac.id

 

Lisensi Creative Commons 

Avicenna : Journal of Health is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional |