ANALISIS KASUS ASFIKSIA PADA KEMATIAN NEONATAL DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Mail Sri Puji Rahayu(1*)
Mail Sri Tjahjowati(2)


(1) STIKES HAKLI Semarang Semarang, Indonesia
(2) STIKES HAKLI Semarang Semarang, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang : Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Angka NDR yang tinggi tersebut terutama disebabkan karena angka kematian neonatal yang mencapai 90%.
Tujuan : tujuan penelitian yaitu menganalisis kasus kematian neonatal berdasar karakteristik epidemiologi (orang, tempat, dan waktu).
Metode : Penelitian ini merupakan studi kuantitatif, yang dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan waktu retrospektif. Populasi penelitian adalah seluruh kematian neonatal di salah satu rumah sakit pemerintah di Semarang tahun 2014 yang berjumlah 90 neonatal. Analisa data menggunakan metoda analisa deskriptif yaitu menganalisis data secara naratif, serta data dibandingkan dengan penelitian lain yang sejenis. Penelitian ini juga dilakukan analisa bivariate tentang hubungan beberapa karakteristik dengan kematian neonatal akibat asfiksia.
Hasil : Pada Tahun 2014, Kematian neonatal akibat asfiksia 90,9% (70 bayi) terjadi pada usia 0-7 hari, 43 (84%) berjenis kelamin laki-laki, 57 (90,5%) karena BBLR dan sebesar 60 (88,2%) panjang badan kurang dari 47 cm atau stunting. Berdasarkan karakteristik ibu, sebesar 50 (89,3%) berusia 20-35 tahun, sebesar 47 (87,0 %) ibu dengan ANC < 4 kali, usia kehamilan ibu sebesar 42 (88,9%) adalah 28-37 minggu, multipara dengan 2-4 anak sebesar 49 (92,5%), pendidikan ibu SD dan SMP sebesar 62 (91,2%),mengalami komplikasi kehamilan sebesar 61 (91,0%) dan mengalami komplikasi selama persalinan sebesar 65 (91,5%). Berdasarkan karakteristik tempat yaitu sebesar 53 (86,9%) berasal dari pedesaan dan akses ke rumah sakit sebesar 40 (83,3%) kurang dari 2 jam. Berdasarkan karakteristik waktu lama dirawat sebesar 40 (88,9%) dirawat lebih dari 48 jam dan jarak anak dengan persalinan sebelumnya sebesar 47 (88,7%) merupakan multipara dengan 2-4 anak. Penyebab Kematian neonatal akibat asfiksia pada penelitian ini sebesar 78 (86,7%) dibandingkan non asfiksia sebesar 12 (13,3%). Berdasar uji bivariat didapatkan ada hubungan antara umur neonatal (P=0,04), pendidikan ibu (P=0,027), komplikasi kehamilan (P=0,037), komplikasi persalinan (P=0,08) dan jarak anak (P=0,027) dengan kematian neonatal karena asfiksi.
Simpulan : Sebagian besar kasus kematian neonatal di RSUD Tugurejo dikarenakan asfiksia dan berhubungan dengan umur neonatal, pendidikan ibu, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, dan jarak anak. Rumah Sakit perlu menyiapkan dokter jaga on site dan regonalisasi pelayanan kebidanan dan perinatal, perlunya ketersediaan informasi baik penyuluhan maupun konseling untuk ibu-ibu mengenai bahaya yang dapat terjadi dalam kehamilan persalinan dan masa nifas, upaya untuk menghindari masalah tersebut dan cara pemecahan masalah yang ada serta program Keluarga berencana (KB).



DOI: https://doi.org/10.36419/jkebin.v10i1.245

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Jurnal Kebidanan Indonesia : Journal of Indonesia Midwifery